Selasa, 20 Desember 2022

Angka 520 Kode Printer Canon 2700 Minta Reset


Semakin lama digunakan, alat pun semakin banyak kendala dan masalah, namun setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. salah satunya, mesin cetak yang sudah lama kita kenal ini, adalah canon ip 2700. 

Printer Canon IP2700 masih menjadi printer favorit pada masa ini, terbukti di beberapa tempat seperti warnet, jasa percetakan dan foto kopian sering dijumpai printer besutan canon ini. Selain harganya relatif murah, perawatan pada IP2700 terbilang mudah.

Jika printer IP2700 sering dipakai dalam waktu yang lama maka biasanya banyak ditemui masalah atau error. Salah satu jenis error yang sering kita jumpai pada printer canon ip2770 ini adalah error 5200. Error tersebut terjadi ketika kita hendak mencetak sebuah dokumen lalu tiba-tiba muncul peringatan seperti gambar berikut :

Error Number : 5200
A printer error has occured
Turn the printer off and then on again.

Penyebab Error 5200 pada printer Canon IP2770
Penyebab utama error 5200 pada printer Ip2770 adalah karena "Waste ink absorber full" atau tempat pembuangan pada tinta sudah penuh. Jadi ketika printer mencetak satu kertas, konter pada ink absorber akan bertambah 1 angkanya. Jika konter pada ink absorber sudah melewati batas maksimal, maka printer akan memunculkan error 5200 pada tab windows. salah satuSolusi dari masalah tersebut yaitu dengan melakukan reset printer canon IP2770.
  1. Pastikan Printer Canon IP2770 dalam keadaan Service Mode
  2. Matikan Printer Canon IP 2770 / IP 2700 dengan kabel power dan USB tetap terpasang pada komputer atau laptop anda.
  3. Tekan lalu tahan pada tombol RESUME.
  4. Kemudian tekan tombol POWER sampai lampu hijau printer nyala dan tombol resume jangan dilepaskan.
  5. Lepas tombol RESUME tetapi tombol POWER tetap ditahan.
  6. Tekan tombol RESUME sebanyak 5 x maka lampu Led akan menyala secara bergantian orange, hijau, dengan nyala terakhir warna orange.
  7. Kemudian lepas kedua tombol tersebut secara bersamaan.
  8. Led akan berkedip sebentar setelah itu akan nyala lampu HIJAU.
  9. Tunggu sebentar, lalu komputer akan mendeteksi device printer.

Sudah Selesai, dan sekarang printer dalam keadaan SERVICE MODE dan siap direset seperti biasa menggunakan aplikasi reset tool.

selamat mencoba, semoga berhasil dengan lancar.

Selasa, 04 Januari 2022

POSTING Al-QURÁN HADITS BAB 4 ( Empat )

 


Kuperindah Bacaan Al-Quran Dengan Tajwid 

(Hukum Bacaan Lam dan Ra’)    

 Kompetensi Inti (KI)

KI 1

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI 2

Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong  royong),  santun,  percaya  diri,  dalam  berinteraksi  secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI 3

Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan Rasa Keingintahuanmu tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI 4

Mengolah, menyaji   dan menalar, dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranahabstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.










Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator

3.1. Memahami ketentuan

3.1.1

Menjelaskan pengertian hukum bacaan Lam dan

hukum bacaan Lam

Ra’ dalam Q.S Al- Humazah (104), Q.S

Dan Ra dalam Q.S. al-

At-Takatsur (102), dan

Surah-surah lain dalam

Humazah (104), Q.S

Al-Qur an

At-Takatsur (102), dan

3.1.2

Menjelaskan ciri-ciri hukum bacaan Lam dan

Surah-surah lain dalam Al-

Ra’ dalam Q.S Al- Humazah (104), Q.S

        Qur’an

At-Takatsur (102), dan

Surah-surah lain dalam

Al-Qur an

       

3.1.3

Mendiskripsikan cara membunyikan hukum bacaan

Lam dan Ra’ dalam Q.S Al- Humazah (104), Q.S

At-Takatsur (102), dan Surah-surah lain dalam

Al-Qur an

3.1.4 Mengidentifikasi  hukum

bacaan  Lam dan

Ra’ dalam Q.S Al- Humazah (104), Q.S

At-Takatsur (102), dan Surah-surah lain dalam

Al-Qur an

3.1.5

Menyimpulkan cara membaca bacaan Lam dan

Ra’ dalam Q.S Al- Humazah (104), Q.S

At-Takatsur (102), dan Surah-surah lain dalam

Al-Qur an

4.1. Menerapkan hukum

4.1.1 Mempraktikkan bacaan Lam dan Ra’ dalam Q.S

bacaan Lam dan Ra’

Al- Humazah (104), Q.S At-Takatsur (102), dan

dalam Q.S Al- Humazah

Surah-surah lain dalam

Al-Qur an

(104), Q.S At-Takatsur

(102), dan Surah-surah

lain dalam Al-Qur an

 

Membaca al-Qur’an harus benar dan sesuai dengan kaidah ilmu Tajwid. Apabila salah dalam membaca akan merusak arti dan makna yang terkandung di dalamnya. Membaca al-Qur’an dengan benar juga akan menambah kekhusu’an dan menambah pahala ibadah. Selain itu nantinya akan menjadikan kita mendapat syafa’at di akhirat. Agar kita mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar kalian harus mempelajari Ilmu Tajwid dengan teliti. Nah pada kesempatan ini kalian akan mempelajari Ilmu Tajwid yaitu hukum bacaan Lam dan Ra.

A.    Hukum Bacaan Lam  (  ل  )

 Di dalam Ilmu Tajwid hukum bacaan Lam  ada dua macam, yaitu :

  1. 1. Lam tafkhim ( تفحيم ) tebal / Mufakhkhamah.

Apabila ada huruf Lam (ل ) dalam  lafzul  jalalah ( الله ) yang didahului oleh huruf yang berharakat fathah ( ـَـ ) atau damah ( ـُـ ). Maka harus dibaca tafkhim atau tebal. Lam yang terdapat dalam lafzull Jalalah dinamakan lam jalalah. Cara mengucapkannya ialah dengan menjorokkan kedua bibir ke depan.

Contoh : - Lafzul Jalalah ( الله ) yang didahului oleh huruf yang berharakat fathah

 اللهُ  -  قُلْ هُوَاللهُ أَحَدٌ  -  شَهِدَ اللهُ  -  لاَإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ معَ

-  Lafzul Jalalah (  الله  )  yang didahului oleh huruf yang  berharakat damah وَرَحْمَة ُاللهِ  -  يُؤْتِيَهمُ الله خَيْرًا  -  يُحْبِبْكُمُ اللهُ  -  عَبْدُ اللهِ .

2. Lam Tarqiq (ترقيق ) Tipis / Muraqqaqah

Huruf Lam dibaca Tarqiq ada dalam dua keadaan, yaitu :

a.    Lam yang terdapat pada Lafzul jalalah ( الله )  dan didahului oleh huruf yang

berharakat kasrah. ( ـِـ ). Posisi mulut tidak menjorok kedepan.  

Contoh : بِسْمِ اللهِ  -  فِىْ رَسُوْلِ اللهِ  -  فِىْ دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا  

b.   Semua Lam yang terdapat dalam lafal selain lafzul jalalah

Contoh :   وَعَلَّمَ  -  لِكُلِّ  -  لُمَزَةٍ

B.     Hukum Bacaan Ra (ر )

Hukum bacaan  ra ( ر ) dibagi menjadi tiga , yaitu :

1.      Ra Tafhim (  تفحيم  )  artinya  ra yang dibaca tebal .

Ra dibaca tebal. Apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

 a. Jika huruf  ra berharakat fathah atau fathatain  ( رَ  /  رً )

Contoh : -  Ra difathah        رَبُّكُمْ  -  رَبِّ الْفَلَقِ -  غُفِرَلَهُ  -  اَلَمْ تَرَ :                           ر

 - Ra difathatain     نَارًا -   خَيْرًا -  طَيْرًا -  شرًا                           رً

 

b. Jika ra berharakat dammah atau dammatain  ( رُ  /  رٌ ) Contoh : - Ra dammah          رُزِقْنَا  -  كَفَرُوْا  -  أَكْبَرُ  -  نَصْرُاللهِ     رُ

- Ra dhammatain   غفورٌ  -  أجرٌ  -  مَبرُورٌ  -  نورٌ     رٌ

c. Jika ra  berharakat sukun jatuh sesudah huruf yang difathah atau didammah ( + رْ ـُـ /  رْ +  ـَـ )

 

Contoh :

- Ra sukun jatuh sesudah huruf difathah ( رْ +  ـَـ ) وَأَرْسَلَ -  تَرْمِيْهِمْ  -  فَأَ ثَرْنَ بِهِ  -  وَانْحَرْ 

- Ra sukun jatuh sesudah huruf didammah ( ــُ  + رْ ) تُرْحَمُوْنَ  -  مُرْسَلِيْنَ  -  قُرْآنٌ  -  مُرْتَفَقًا

d. Jika ra  berharakat sukun didahului oleh huruf yang berharakat kasrah tetapi kasrahnya tidak asli dari kalimat itu.  ( رْ     ِ   / kasrah tidak asli )

Contoh :        اِرْجِعِىْ  -  اِرْكَبْ  -  اِرْحَمْنَا 

e. Jika ra berharakat sukun sedangkan huruf sebelumnya berharakat kasrah asli, namun sesudah ra sukun itu ada huruf ISTI’LA ( إسـتـعـلاء ) yang tidak dikasrah (huruf isti’la tidak dikasrah  +  رْ +  ِ      / kasrah asli ). Sedangkan huruf isti’la itu ialah ص -    ض  -  ط  -  ظ  -  خ  -  غ  -  ق 

Contoh : قِرْطَاسٌ  -   مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ   -   مِرْصَادٌ      .

2.      Tarqiq ( ترقيق ) tipis / Muraqqaqah.

Ra tarqiq atau muraqqaqah ialah ra yang dibaca tipis. Di dalam ilmu tajwid ra ( ر )  dibaca tipis jika memenuhi persyatan-persyaratan., yaitu :

a.       Jika ra  berharakat kasrah atau kasratain  ( ِر  /  ٍر )

Contoh : - Ra dikasrah    ِ      رِمَاحُكُم ْ  -  كَرِيْمٌ  -  مِنَ الرِّّجَالِ 

 - Ra dikasratain  ( لَفِىْ حُسْرٍ

b. Jika ra berharakat sukun  dan huruf sebelumnya  berharakat kasrah  asli tetapi sesudah ra sukun  bukan huruf isti’la. (  bukan huruf isti’la +  رْ +   ـِـ       ).

Contoh : فِرْعَوْنَ  -  فَبَشِّرْهُ  -  وَأَنْذَرْبِهِ  -  مِْرفَقًا

c. Jika ra diwaqafkan dan huruf sebelumnya ya sukun  ( ra waqaf  +    يْ   )

Contoh :شَيْئٍ قَدِ يْرٌ-  وَهُوَالسَّمِيْعُ الْخَبِيْر    سَمِيْع ٌبَصِيْرٌ-  لَكُم ُالْخَيْرُ

d. Jika ra diwaqafkan dan huruf sebelumnya dikasrah ( ra waqaf +   ـِـ      )

 Contoh :وَلاَ ناَصِرَ     -  هُوَالْكَافِرُ -  بِمُصَيْطِرٍ.

C.    Jawazul Wajhain جواز الوجهين ) artinya boleh  dibaca tebal dan  boleh  dibaca tipis Huruf ra boleh dibaca tafkhim atau tarqiq jika ra itu disukun dan huruf sebelumnya dikasrah sedangkan setelah ra sukun itu ada huruf isti’la yang dikasrah. (huruf isti’la yang dikasrah  +  رْ +  ِ      )

 Contoh :مِنْ عِرْضِهِ  -  بِحِرْصٍ

D.     Menerapkan Hukum Bacaan Lam dan Ra’ dalam Al-Quran Surah

Al-Humazah dan at-Takatsur.

Untuk lebih memperdalam pengetahuan kalian tentang hukum bacaan lam dan ra’, bukalah al-Quran dan bacalah surat al-Humazah dan at-Takatsur di bawah ini dengan memperhatikan kalimat yang mengandung hukum bacaan lam dan ra’. Ucapkanlah huruf lam dan ra’ yang ada di dalamnya sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah kalian pelajari.

 1.      al-Humazah

 

وَيۡلٞ لِّكُلِّ هُمَزَةٖ لُّمَزَةٍ ١  ٱلَّذِي جَمَعَ مَالٗا وَعَدَّدَهُۥ ٢  يَحۡسَبُ أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخۡلَدَهُۥ ٣  كَلَّاۖ لَيُنۢبَذَنَّ فِي ٱلۡحُطَمَةِ ٤ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡحُطَمَةُ ٥  نَارُ ٱللَّهِ ٱلۡمُوقَدَةُ ٦ ٱلَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى ٱلۡأَفۡ‍ِٔدَةِ ٧  إِنَّهَا عَلَيۡهِم مُّؤۡصَدَةٞ ٨  فِي عَمَدٖ مُّمَدَّدَةِۢ ٩

 

2.      at-Takatsur

 

أَلۡهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ ١  حَتَّىٰ زُرۡتُمُ ٱلۡمَقَابِرَ ٢  كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ٣  ثُمَّ كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ٤  كَلَّا لَوۡ تَعۡلَمُونَ عِلۡمَ ٱلۡيَقِينِ ٥  لَتَرَوُنَّ ٱلۡجَحِيمَ ٦ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيۡنَ ٱلۡيَقِينِ ٧  ثُمَّ لَتُسۡ‍َٔلُنَّ يَوۡمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ ٨

 

No

Lafadz

Hukum Bacaan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

 

                                                  Rangkuman

1. Hukum bacaan lam ada dua, yaitu: lam tafkhim dan lam tarqiq.

2. Hukum bacaan ra’ ada tiga, yaitu: ra’ tarqiqra’ tafkhimjawazul wajhain.

3. Ra’ dibaca tafkhim (tebal) karena beberapa keadaan, di antaranya:

  • a. Jika ra’ berharakat fathah atau fathatain
  • b. Jika ra’ berharakat dhamah atau dhammatain
  • c. Jika ra’ sukun jatuh setelah huruf berharakat fathah atau dhamah.
  • d. Jika ra’ sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah tetapi kasrahnya tidak asli dari kalimat tersebut.
  • e. Jika ra’ sukun sedangkan huruf sebelumnya berharakat kasrah asli, namun sesudah ra’ sukun ada huruf isti’la إستعلاء ) yang tidak kasrah (huruf isti’la tidak di-kasrah)

4. Jawazul wajhain ialah ra’ yang dapat dibaca tipis atau tebal

5. Huruf isti’la adalah huruf-huruf yang makhraj-nya terletak pada pangkal lidah sebelah atas.[1]

Kamis, 20 Februari 2020

NASKAH KHUTBAH

TEKS KHUTBAH JUM'AT AN NAHDLIYYAH
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
فقال الله تعالى: اعوذبالله من الشيطان الر جيم
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

HADIRIN JAMAAH SHOLAT JUMAT YANG DIMULIAKAN ALLAH. 
Jum'at kali ini khotib berwasiat dengan bersama-sama kita tingkatkan keimanan kita kepada Allah Ta’ala. Taqwa dalam arti menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangannya.

Gusti Allah Ta’ala Berfirman:

إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
“Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. al-A’raf : 56)

Akhir-akhir ini. Pengejawentahan firman Allah Ta’ala diatas karena beda negara, beda organisasi, beda suku, beda pendapat dan pendapatan, mulai luntur. Berbuat baik dan saling merahmati antar muslimin mulai pudar. Padahal jauh-jauh hari baginda Nabi Shallallahu ‘Alayhi Wasallama bersabda:

صحيح البخارى 2446 (ج 9 / ص 103) عَنْ أَبِى مُوسَى - رضى الله عنه - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا ». وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ. طرفاه 481 ، 6026 - تحفة 9040

Nabi SAW. bersabda: “Mukmin bagi mukmin lainnya seperti bangunan, yang (saling) menguatkan (antara) satu pada lainnya”. Dan beliau nabi SAW. merapatkan antara jari jemari beliau.

HADIRIN JAMA’AH JUM’AT YANG DIMULIAKAN ALLAH
Dalam kitab Mauidzatul Mukminin hal. 157 s/d 165 yang merupakan ringkasan kitab Ihya Ulumiddin. Disana menjelaskan hak-hak yang mustinya diperoleh seorang muslim dari saudara muslim lainnya. Dengan disertai dasar Qur’an, Hadist dan pendapat ulama. Demi menyingkat, akan kami ringkas sependeknya. Mulai: 
- Jangan berjanji kepada muslim lain, kecuali mampu melaksanakannya. 
- Berbuat adil pada orang lain dengan menjadikan dirinya sebagai timbangan, kalau dia suka, maka lakukan pada orang lain, kalau tidak suka jangan melakukan pada orang lain.
- Mendamaikan dua orang yang saling bertikai.
- Menutupi aurat muslim lainnya.
- Menjaga orang lain agar tidak sampai suudzan pada kita.
- Menolong kebutuhan muslim lainnya.
- Ketika bertemu, sebelum berbicara, ucapkan salam dulu.
- Menjaga harga diri muslim lainnya.
- Mendoakannya ketika bersin.
- Menahan diri dari kejelekan muslim lainnya.
- Berbaur dengan orang-orang miskin dan membaiki anak-anak yatim.
- Saling memberi nasehat.
- Mengunjungi yang sakit.
- Mengiring jenazahnya.
- Serta menziarahi kuburnya.
- Dan banyak hal lain yang tertutur dalam kitab-kitab panjang para Imam Madzhab.

HADIRIN JAMA’AH JUM’AT YANG DIMULIAKAN ALLAH
Andai kita sesama muslim melakukan bisa melakukan semua itu, minimal beberapa persen darinya. Bukankah hidup akan menjadi lebih baik dan indah? Dengan mengamalkannya. Tidak perlu berdalilpun. Orang diluar agama Islam akan menghormati muslim.

KAUM MUSLIMIN... 
Sebagai penutup dari khutbah singkat ini, kami ingin membacakan dawuh yang dinukil Imam Ghazali dalam kitabnya, yakni:

إحياء علوم الدين (2/ 196)
روى علي بن الحسين على أبيه عن جده رضي الله عنهم قال قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اصنع المعروف في أهله وفي غير أهله فإن أصبت أهله فَهُوَ أَهْلُهُ وَإِنْ لَمْ تُصِبْ أَهْلَهُ فَأَنْتَ من أهله (2)
وعنه بإسناده قال قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأْسُ الْعَقْلِ بَعْدَ الدِّينِ التَّوَدُّدُ إِلَى النَّاسِ واصطناع المعروف إلى كل بر وفاجر

Sayyidina Ali bin Husain meriwayatkan dari Ayahandanya, dari kakeknya, yakni Sayyidina Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhum, beliau berkata. Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wasallama bersabda: Berbuatlah baik pada orang baik dan tidak baik. Ketika orang baik mendapatkan kebaikanmu, maka mereka memang berhak memperoleh itu. Namun, apabila kebaikanmu tidak sampai orang baik, maka engkau sudah termasuk orang baik”, Dan dari riwayat Sayyidina Ali bin Hasan juga. Rasulullah Shallallahu Alayhi Wasallama bersabda: “Pokok pondasi akal setelah agama adalah kasih sayang pada sesama manusia, dan berbuat baik pada setiap orang baik maupun buruk.”

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِيِمْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُلِلّهِ حَمْدًاكَثِيْرًاكَمَااَمَرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّللهُ وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ. اِرْغَامًالِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُاْلاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَااتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ
اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. في ِالْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ
اَللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِالرَّاشِدِيْنَ سَيّدِنَا اَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِاَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ

Jumat, 14 Februari 2020

Nasehat; Memaknai Derajat Ilmu

Wallahu a'lamu... Bilafdhzil Basmalah, bikalimati Bismillahirrohmaanirrohiim...
Semoga dengan membaca tulisan, menjadikan lantaran dan sebab tenangnya hati, dengan mengharap Ridho Allah Subhanahu wa ta'ala, amiin.

Dalam hidup manusia ada yang menilai dengan banyak pemahaman, adalah sesuai dengan tingkatan keilmuan masing-masing.

Seseorang dianggap mampu berdakwah, maka ia akan membagikan ilmunya, ada yang mengutip dari sumber nya langsunh, ada yang menirukan, ada pula yang asal asalan, namun semua dengan tujuan dakwah.

 Ada yang dakwah di podium, di panggung, di buku, majalah, jurnal, artikel, ada yang dakwah melalui meja sekolah. Betapa banyak jalan untuk menjadi baik. Ada yang tidak baik, yaitu dakwah dengan asal asalan, dengan kekerasan. 

Semua orang butuh diberikan ilmu, namun cara memerima pun berbeda-beda.

Berikut, ada tauladan dari sebuah cerita:

"𝙃𝙖𝙧𝙜𝙖 𝙨𝙚𝙚𝙠𝙤𝙧 𝙞𝙠𝙖𝙣"

Seorang santri sedang membersihkan aquarium Kyainya, ia memandang ikan arwana merah dengan takjub..
Tak sadar Kyainya sudah berada di belakangnya.. "Kamu tahu berapa harga ikan itu?". Tanya sang Kyai..
.
"Tidak tahu". Jawab si Santri..
.
"Coba tawarkan kepada tetangga sebelah!!". Perintah sang Kyai.
.
Ia memfoto ikan itu dan menawarkan ke tetangga..
Kemudian kembali menghadap sang Kyai. .
"Ditawar berapa nak?" tanya sang Kyai. .
"50.000 Rupiah Kyai". Jawab si Santri mantap..
.
"Coba tawarkan ke toko ikan hias!!". Perintah sang Kyai lagi..
.
"Baiklah Kyai". Jawab si santri. Kemudia ia beranjak ke toko ikan hias..
.
"Berapa ia menawar ikan itu?". Tanya sang kyai..
.
"800.000 Rupiah Kyai". Jawab si santri dengan gembira, ia mengira sang Kyai akan melepas ikan itu..
.
"Sekarang coba tawarkan ke Si Fulan, bawa ini sebagai bukti bahwa ikan itu sudah pernah ikut lomba". Perintah sang Kyai lagi..
.
"Baik Kyai". Jawab si Santri. Kemudian ia pergi menemui si Fulan yang dikatakan gurunya. Setelah selesai, ia pulang menghadap sang guru.
.
"Berapa ia menawar ikannya?".
.
"50 juta Rupiah Kyai".
.
Ia terkejut sendiri menyaksikan harga satu ikan  yang bisa berbed-beda..
.
"Nak, aku sedang mengajarkan kepadamu bahwa kamu hanya akan dihargai dengan benar ketika kamu berada di lingkungan yang tepat..".

.
"Oleh karena itu, jangan pernah kamu tinggal di tempat yang salah lalu marah karena tidak ada yang menghargaimu.. Mereka yang mengetahui nilai kamu itulah yang akan selalu menghargaimu..".

كُلُّنَا اَشْخَاصٌ عَادِيٌّ فِي نَظْرِ مَنْ لاَ يَعْرِفُنَا
Kita semua adalah orang biasa dalam pandangan orang-orang yang tidak mengenal kita.

وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ رَائِعُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يَفْهَمُنَا
Kita adalah orang yang menarik di mata orang yang memahami kita.
وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ مُمَيِّزُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يُحِبُّنَا
Kita istimewa dalam penglihatan orang-orang yang mencintai kita.

وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ مَغْرُوْرُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يَحْسُدُنَا
Kita adalah pribadi yang menjengkelkan bagi orang yang penuh kedengkian terhadap kita.

وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ سَيِّئُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يَحْقِدُ عَلَيْنَا
Kita adalah orang-orang jahat di dalam tatapan orang-orang yang iri akan kita.

لِكُلِّ شَخْصٍ نَظْرَتُهُ، فَلاَ تَتْعَبْ نَفْسَكَ لِتُحْسِنَ عِنْدَ الآخَرِيْنَ
Pada akhirnya, setiap orang memiliki pandangannya masing masing, maka tak usah berlelah-lelah agar tampak baik di mata orang lain.

يَكْفِيْكَ رِضَا اللّٰهُ عَنْكَ ، رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لاَ تُدْرَك
Cukuplah dengan ridha Allah bagi kita, sungguh mencari ridha manusia adalah tujuan yang takkan pernah tergapai.

وَرِضَا اللّٰهُ غَايَةٌ لاَ تُتْرَك ، فَاتْرُكْ مَا لاَ يُدْرَكْ ، وَاَدْرِكْ مَا لاَ يُتْرَكْ
Sedangkan Ridha Allah, destinasi yang pasti sampai, maka tinggalkan segala upaya mencari keridhaan manusia, dan fokus saja pada ridha Allah . ان شاء الله
*semoga kita semua bisa mencapai Ridha Allah SWT* Aamiin