Kuperindah Bacaan
Al-Quran Dengan Tajwid
(Hukum Bacaan Lam dan Ra’)
Kompetensi Inti (KI)
|
KI 1
|
Menghargai
dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
|
|
KI 2
|
Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya.
|
|
KI 3
|
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan Rasa Keingintahuanmu tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
|
|
KI 4
|
Mengolah, menyaji dan menalar, dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranahabstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
|
Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator
|
3.1. Memahami ketentuan
|
3.1.1
|
Menjelaskan pengertian hukum bacaan Lam dan
|
|
hukum bacaan Lam
|
|
Ra’ dalam Q.S Al- Humazah (104), Q.S
|
|
Dan Ra dalam Q.S. al-
|
|
At-Takatsur (102), dan
|
Surah-surah lain dalam
|
|
Humazah (104), Q.S
|
|
Al-Qur an
|
|
|
At-Takatsur (102), dan
|
3.1.2
|
Menjelaskan ciri-ciri hukum bacaan Lam dan
|
|
Surah-surah lain dalam Al-
|
|
Ra’ dalam Q.S Al- Humazah (104), Q.S
|
|
Qur’an
|
|
At-Takatsur (102), dan
|
Surah-surah lain dalam
|
|
|
Al-Qur an
|
|
|
|
3.1.3
|
Mendiskripsikan cara membunyikan hukum bacaan
|
|
|
Lam dan Ra’ dalam Q.S Al- Humazah (104), Q.S
|
|
|
At-Takatsur (102), dan Surah-surah lain dalam
|
|
|
Al-Qur an
|
|
3.1.4 Mengidentifikasi hukum
|
bacaan Lam dan
|
|
|
Ra’ dalam Q.S Al- Humazah (104), Q.S
|
|
|
At-Takatsur (102), dan Surah-surah lain dalam
|
|
|
Al-Qur an
|
|
3.1.5
|
Menyimpulkan cara membaca bacaan Lam dan
|
|
|
Ra’ dalam Q.S Al- Humazah (104), Q.S
|
|
|
At-Takatsur (102), dan Surah-surah lain dalam
|
|
|
Al-Qur an
|
|
4.1. Menerapkan hukum
|
4.1.1 Mempraktikkan bacaan Lam dan Ra’ dalam
Q.S
|
|
bacaan Lam dan Ra’
|
|
Al- Humazah (104), Q.S At-Takatsur
(102), dan
|
|
dalam Q.S Al- Humazah
|
|
Surah-surah lain dalam
|
Al-Qur an
|
|
(104), Q.S At-Takatsur
|
|
|
|
|
(102), dan Surah-surah
|
|
|
|
|
lain dalam Al-Qur an
|
|
|
|
Membaca al-Qur’an harus benar dan sesuai dengan
kaidah ilmu Tajwid. Apabila salah dalam membaca akan merusak arti dan makna
yang terkandung di dalamnya. Membaca al-Qur’an dengan benar juga akan menambah
kekhusu’an dan menambah pahala ibadah. Selain itu nantinya akan menjadikan kita
mendapat syafa’at di akhirat. Agar kita mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan
benar kalian harus mempelajari Ilmu Tajwid dengan teliti. Nah pada kesempatan
ini kalian akan mempelajari Ilmu Tajwid yaitu hukum bacaan Lam dan Ra.
A. Hukum Bacaan Lam ( ل )
Di dalam Ilmu Tajwid hukum bacaan Lam
ada dua macam, yaitu :
- 1. Lam tafkhim ( تفحيم ) tebal / Mufakhkhamah.
Apabila ada huruf Lam (ل ) dalam lafzul jalalah ( الله ) yang didahului oleh huruf yang berharakat fathah ( ـَـ ) atau damah ( ـُـ ).
Maka harus dibaca tafkhim atau tebal. Lam yang terdapat dalam lafzull Jalalah
dinamakan lam jalalah. Cara mengucapkannya ialah dengan menjorokkan kedua bibir
ke depan.
Contoh : - Lafzul Jalalah ( الله ) yang didahului oleh huruf yang berharakat fathah
اللهُ - قُلْ هُوَاللهُ أَحَدٌ -
شَهِدَ اللهُ - لاَإِلٰهَ إِلاَّ اللهُ معَ
- Lafzul Jalalah ( الله
) yang didahului oleh huruf yang berharakat damah وَرَحْمَة
ُاللهِ - يُؤْتِيَهمُ الله خَيْرًا - يُحْبِبْكُمُ
اللهُ - عَبْدُ اللهِ .
2. Lam Tarqiq (ترقيق ) Tipis / Muraqqaqah
Huruf Lam dibaca Tarqiq ada dalam dua
keadaan, yaitu :
a. Lam yang terdapat pada Lafzul jalalah
( الله ) dan didahului oleh huruf
yang
berharakat kasrah. ( ـِـ ). Posisi mulut tidak menjorok kedepan.
Contoh : بِسْمِ اللهِ - فِىْ رَسُوْلِ
اللهِ - فِىْ دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا
b. Semua Lam yang
terdapat dalam lafal selain lafzul jalalah
Contoh : وَعَلَّمَ
- لِكُلِّ - لُمَزَةٍ
B. Hukum Bacaan Ra (ر )
Hukum bacaan ra ( ر )
dibagi menjadi tiga , yaitu :
1. Ra Tafhim ( تفحيم
) artinya ra yang dibaca tebal .
Ra dibaca tebal. Apabila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Jika huruf ra berharakat fathah atau
fathatain ( رَ / رً )
Contoh : - Ra difathah
رَبُّكُمْ - رَبِّ الْفَلَقِ - غُفِرَلَهُ -
اَلَمْ تَرَ :
ر
- Ra difathatain نَارًا -
خَيْرًا - طَيْرًا - شرًا
رً
b. Jika ra berharakat dammah atau dammatain
( رُ / رٌ ) Contoh : - Ra dammah
رُزِقْنَا - كَفَرُوْا
- أَكْبَرُ - نَصْرُاللهِ رُ
- Ra dhammatain غفورٌ -
أجرٌ - مَبرُورٌ - نورٌ رٌ
c. Jika ra berharakat sukun jatuh sesudah
huruf yang difathah atau didammah ( + رْ ـُـ / رْ
+ ـَـ )
Contoh :
- Ra sukun jatuh sesudah huruf difathah ( رْ + ـَـ )
وَأَرْسَلَ - تَرْمِيْهِمْ - فَأَ ثَرْنَ بِهِ -
وَانْحَرْ
- Ra sukun jatuh sesudah huruf didammah ( ــُ + رْ )
تُرْحَمُوْنَ - مُرْسَلِيْنَ - قُرْآنٌ - مُرْتَفَقًا
d. Jika ra berharakat sukun didahului oleh
huruf yang berharakat kasrah tetapi kasrahnya tidak asli dari kalimat
itu. ( رْ ِ / kasrah tidak asli
)
Contoh : اِرْجِعِىْ
- اِرْكَبْ - اِرْحَمْنَا
e. Jika ra berharakat sukun sedangkan huruf
sebelumnya berharakat kasrah asli, namun sesudah ra sukun itu ada huruf ISTI’LA
( إسـتـعـلاء ) yang tidak dikasrah
(huruf isti’la tidak dikasrah + رْ + ِ
/ kasrah asli ). Sedangkan huruf isti’la itu ialah ص -
ض - ط - ظ - خ - غ -
ق
Contoh : قِرْطَاسٌ - مِنْ كُلِّ
فِرْقَةٍ - مِرْصَادٌ .
2. Tarqiq ( ترقيق ) tipis / Muraqqaqah.
Ra tarqiq atau muraqqaqah ialah ra yang dibaca
tipis. Di dalam ilmu tajwid ra ( ر )
dibaca tipis jika memenuhi persyatan-persyaratan., yaitu :
a. Jika ra
berharakat kasrah atau kasratain ( ِر / ٍر )
Contoh : - Ra dikasrah ِ
رِمَاحُكُم ْ - كَرِيْمٌ - مِنَ
الرِّّجَالِ
- Ra dikasratain
( لَفِىْ حُسْرٍ
b. Jika ra berharakat sukun dan huruf
sebelumnya berharakat kasrah asli tetapi sesudah ra sukun
bukan huruf isti’la. ( bukan huruf isti’la + رْ +
ـِـ ).
Contoh : فِرْعَوْنَ - فَبَشِّرْهُ
- وَأَنْذَرْبِهِ - مِْرفَقًا
c. Jika ra diwaqafkan dan huruf sebelumnya ya
sukun ( ra waqaf + يْ
)
Contoh :شَيْئٍ قَدِ يْرٌ- وَهُوَالسَّمِيْعُ
الْخَبِيْر سَمِيْع ٌبَصِيْرٌ- لَكُم ُالْخَيْرُ
d. Jika ra diwaqafkan dan huruf sebelumnya dikasrah
( ra waqaf + ـِـ )
Contoh :وَلاَ ناَصِرَ -
هُوَالْكَافِرُ - بِمُصَيْطِرٍ.
C. Jawazul Wajhain ( جواز الوجهين ) artinya boleh dibaca tebal dan boleh dibaca
tipis Huruf ra boleh dibaca tafkhim atau tarqiq jika ra itu disukun dan huruf
sebelumnya dikasrah sedangkan setelah ra sukun itu ada huruf isti’la yang
dikasrah. (huruf isti’la yang dikasrah + رْ + ِ
)
Contoh :مِنْ عِرْضِهِ - بِحِرْصٍ
D. Menerapkan
Hukum Bacaan Lam dan Ra’ dalam Al-Quran Surah
Al-Humazah dan at-Takatsur.
Untuk lebih memperdalam pengetahuan kalian tentang hukum
bacaan lam dan ra’, bukalah al-Quran dan bacalah
surat al-Humazah dan at-Takatsur di bawah ini dengan memperhatikan kalimat yang
mengandung hukum bacaan lam dan ra’. Ucapkanlah
huruf lam dan ra’ yang ada di dalamnya sesuai
dengan kaidah-kaidah yang telah kalian pelajari.
1. al-Humazah
وَيۡلٞ لِّكُلِّ هُمَزَةٖ لُّمَزَةٍ ١ ٱلَّذِي
جَمَعَ مَالٗا وَعَدَّدَهُۥ ٢ يَحۡسَبُ أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخۡلَدَهُۥ
٣ كَلَّاۖ لَيُنۢبَذَنَّ فِي ٱلۡحُطَمَةِ ٤ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا
ٱلۡحُطَمَةُ ٥ نَارُ ٱللَّهِ ٱلۡمُوقَدَةُ ٦ ٱلَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى
ٱلۡأَفِۡٔدَةِ ٧ إِنَّهَا عَلَيۡهِم مُّؤۡصَدَةٞ ٨ فِي
عَمَدٖ مُّمَدَّدَةِۢ ٩
2. at-Takatsur
أَلۡهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ ١ حَتَّىٰ زُرۡتُمُ
ٱلۡمَقَابِرَ ٢ كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ٣ ثُمَّ كَلَّا
سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ٤ كَلَّا لَوۡ تَعۡلَمُونَ عِلۡمَ ٱلۡيَقِينِ
٥ لَتَرَوُنَّ ٱلۡجَحِيمَ ٦ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيۡنَ ٱلۡيَقِينِ
٧ ثُمَّ لَتُسَۡٔلُنَّ يَوۡمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ ٨
|
No
|
Lafadz
|
Hukum Bacaan
|
|
1.
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
6.
|
|
|
|
7.
|
|
|
|
8.
|
|
|
|
9.
|
|
|
|
10.
|
|
|
Rangkuman
1. Hukum bacaan lam ada dua, yaitu: lam
tafkhim dan lam tarqiq.
2. Hukum bacaan ra’ ada tiga, yaitu: ra’ tarqiq; ra’ tafkhim; jawazul
wajhain.
3. Ra’ dibaca tafkhim (tebal) karena beberapa
keadaan, di antaranya:
- a. Jika ra’ berharakat fathah atau fathatain
- b. Jika ra’ berharakat dhamah atau dhammatain
- c. Jika ra’ sukun jatuh setelah huruf
berharakat fathah atau dhamah.
- d. Jika ra’ sukun dan huruf
sebelumnya berharakat kasrah tetapi kasrahnya tidak asli dari
kalimat tersebut.
- e. Jika ra’ sukun sedangkan
huruf sebelumnya berharakat kasrah asli, namun sesudah ra’ sukun ada
huruf isti’la ( إستعلاء ) yang tidak kasrah (huruf isti’la tidak di-kasrah)
4. Jawazul wajhain ialah ra’ yang dapat dibaca
tipis atau tebal
5. Huruf isti’la adalah huruf-huruf
yang makhraj-nya terletak pada pangkal lidah sebelah atas.[1]